Ibuku Inspirasiku

Written By ekoprawiro on Senin, April 22, 2013 | 2:59 PM

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga.
Surga di bawah telapak kaki ibu, begitulah yang kami percayai selama ini, sosok perempuan yang sangat menginspirasi hidup ku. IBU yah.. ibu, sosok yang tegar terkadang cerewet tapi itulah ibu orang yang kritis, care dan sangat-sangat sayang terhadap kami anak-anak nya.
Bercerita tentang siapakah ibuku, terlahir di Kolaka sebuah desa kecil di kabupaten sulawesi bagian tenggara, ada yang unik dan menurutku sangat heroik, mengajarkan kami tentang bagaimana mempertahankan hidup. Ibuku terlahir juga dari seorang ibu yang menurutku bukanlah sosok orang biasa yang mempertahankan hidupnya disebuah hutan di kolaka sana, hidup dengan segala macam bahaya dan keselamat diri sendiri, tapi itu dongeng sebelum tidurku dahulu.

Bakat dagang ibuku sudah di tunjukkan nya sejak berumur belia, tampi (tapisan beras) yang berisikan kue bertutupkan daun pisang, di jajakan setelah pulang sekolah, dengan berkeliling kampung demi mengumpulkan uang untuk tambahan jajan atau membantu keluarga saat itu. Beruntunglah ibuku saat itu bisa mengenyam bangku sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, walau dengan segala keterbatasan keluarganya saat itu.
Sejak ibu menikah banyak hal yang berubah karena ayahku saat itu adalah seorang pekerja keras juga, kami pun bertiga lahir Eko, Gondo, Tri puji yah... ayah ku orang jawa yang di besarkan di makassar Jodoh tidak akan pernah ada yang tau, mereka di pertemukan di kolaka, kami pun hijrah ke kendari sebuah kota dengan peradaban yang sedikit lebih modern ketimbang kolaka saat itu, disinilah awal karir ibuku yang sangat membuat saya terkagum-kagum akan semangatnya.
Hijrah ke Kendari mengubah pola pergaulan ibuku saat itu, kehidupan di kompleks membuatnya sedikit terbiasa bersosialisasi dengan ibu-ibu kompleks lainnya, sebut saja gosip :Yb Dharma Wanita (DW) menjadi sebuah kewajiban, hobi bermain volley menjadi aktivitas baru yang sempat membawa nama ibu-ibu DW sebagai klub yang bisa diperhitungkan dan ia pertahankan sampai ke sulawesi bagian selatan saat ayah pindah tugas di Bakaru dan berdomisili di pare-pare (sulsel).
Hobby ayah ku akan elektronika, membuatnya sampai masuk ke Organisasi Radio Amatir saat itu, ibu dengan bakat sosialisasi nya pun mulai merambah ke dunia broadcast, mengudara dengan nama panggilan AMANDA, dunia BRIKER menambah pengalaman baru ibu dalam bergaul, membawa candu tersendiri dan akhirnya dia pun mengenal lebih banyak lagi orang di luar kompleks, Call Sign ayahku adalah YD8LMK pada saat itu, radio yang dibuat ayah ku bisa mancar sampai ke makassar bahkan ke pulau jawa, mulailah ibu begaul dengan sesama ibu-ibu briker di kendari dan makassar.
Ayah dan ibu memutuskan untuk mencoba keluar dari kehidupan kompleks, migrasi beberapa kilometer dari kompleks, memiliki rumah sendiri adalah angan-angan dengan bermodalkan sedikit uang dari tunjangan kompleks, insting dagang ibu mulai timbul dengan sendiri nya lagi,  mencoba memulai bisnis warung kecil-kecilan menjual bahan-bahan pokok, serasa itu tidak cukup ibu memulai riset dengan berdagang bakso menurut ku ibu berhasil dengan semua itu.
Suatu saat ibu bertemu dengan seorang kawan yang mengajaknya untuk berdagang pakaian, dengan mengambil barang di jakarta tetapi bermodalkan sedikit dari hasil warung saat itu sangat tidak mungkin, ibu memberanikan diri untuk berurusan dengan Bank, meminjam modal usaha menjadi satu-satu jalan, untunglah saat itu ada sebuah bank yang mau memberi modal, berpindah dari bisnis warung bakso ke pakaian, sungguh tak terbayang perbedaannnya.
Menyewa Ruko di Wua-wua (kota kendari) memajangkan pakaian-pakaian jualannya di sana, ada juga yang di cicilkan, rumah kami pun disulap menjadi toko pakaian, bisnis ibuku sangat bersinar saat itu hingga datang krisis moneter menerpa semua jenis dagang saat itu, tak terkecuali bisnis ibu ku semua sirna bahkan bisnis ibuku mempersiapkan untuk gulung tikar.
Naluri seorang ibu terkadang sangat peka terhadap keadaan keluarga, menurut cerita ibuku, dia bermimpi dan diperlihatkan sebuah bisnis yaitu Pisang Ijo :ngakaks mungkinkah itu sebuah ilham atau apa, kata ibuku pisang ijo itu semua orang bisa bikin, kenapa harus pisang ijo, apakah ini sebuah ilham. Teringat saat itu Aku duduk di bangku SMA ibu memulai bisnis nya, karena dia sudah menazarkan serta berdoa semoga ini lah jalannya. Disela-sela jualan pakaian yang sudah hampir bangkrut muncul harapan baru yaitu pisang ijo, dengan memasang dua buah meja makan di toko baju kami.
Alhamdulillah, Allah selalu mengabulkan doa hambanya yang bersungguh-sungguh, pisang ijo buatan ibuku menjadi bisnis baru yang sukses, tidak ada kendala sama sekali, memberi label Pisang Ijo Amanda, yang sama dengan nama Butik ibuku yang dinamakan sesuai dengan nama Briker nya dahulu, kami pun pindah di ruko sebelah yang cukup besar dan lebih bagus, tahun demi tahun ibuku mulai memikirkan untuk mempunyai lokasi sendiri, yang saat ini bisa di kunjungi di depan lorong rambutan di kendari.
Ibuku bukan perempuan biasa, dia sangat tangguh dan mempunyai naluri bisnis yang kuat, mungkin karena ekonomi kami yang paspasan dulunya, ketika ayah ku di pindah tugaskah ke PLN pare-pare saat itu ayah pun sudah mempunyai jabatan yang tidak pernah iya bayangkan, yang dulunya hanya lulusan STM Gunug Sari yang memulai karir di PLN sebagai penjaga kamar mesin di PLTD Bontoala (makassar). Asisten Manager di PLTA Bakaru yang berpusat di Pare-pare, ibu pun tak mau menyia-yiakan migrasi kerja Ayah ku ke Pare-pare dengan membuat cabang baru pisang ijo Amanda tetapi memiliki nama yang berbeda yaitu EGJI dengan menu tambahan esteler, nama itu terpikir karena lingkungan bisnis Pare-pare banyak orang cina jadi ikutan pake nama ke cina-cina an, padahal kalau tau EGJI itu dari singkatan Eko, Gondo, Tri Puji  :Yb
Ibu mempunyai nyali yang cukup besar dalam berdagang, mempunyai 2 cabang di kendari (SulTra), 3 cabang di Makassar (SulSel), 1 cabang di Bandung (Jabar) di jakarta sudah tutup hehehe. Sampai saat ini ibuku masih terus ingin mengembangkan bisnis kulinernya, dengan di bantu oleh ayahku yang sudah pensiun dari PLN, walau bisnis pakaian masih dia tekuni, karena bisnis itu sudah menjadi hobby hanya konsepnya sudah beda tidak membuka butik lagi dan sudah di pengaruhi dengan gaya bisnis ayahku yang merupakan ahli ekonomi yang bergelar QIA (Qualified Internal Auditor) begitulah gaya seorang auditor yang sangat kritis terhadap segala macam tindakan, tetapi mereka selalu berusaha menciptakan pengusaha-pengusaha baru dengan memberikan modal pakaian jadi dengan cicilan 5 kali, terhadap yang tertarik dengan bisnis pakaian di sekitar rumah kami di petarani, terserah mereka mau jual kembali dengan harga berbeda atau dengan cicilan yang berbeda terhadap langganan mereka, biasanya sih ibuku tiap menjelang lebaran sekitar awal bulan Ramadhan yang pergi berbelanja sedang ayahku lah yang memegang segala kendali bisnis.
Tulisan ini ingin saya persembahkan juga buat Ibu ku tercinta Amanda, selamat hari Kartini bu, semoga ibu sukses selalu, sehat selalu dan selalu sayang dengan kami anak-anakmu, Amin
Ibuku sudah bukan orang kampung lagi loh, saat ini dia sudah punya facebook ( http://www.facebook.com/amanda.tetambe ) hobinya main pokker di FB silahkan ajak dia main pokker, kata ibuku pokker itu bukan judi tapi seni, sama halnya dengan main catur jika niatnya bukan judi. :Yb
Founder And Owner Pisang Ijo Amanda

Ditulis Oleh : ekoprawiro ~Eko Ikhyar Blog

Eko Ikhyar Kamu sedang membaca artikel yang berjudul Ibuku Inspirasiku yang ditulis oleh Eko Ikhyar Blog

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional

Daftar riwayat hidup penulis di Linkedin.
Blog, Updated at: 2:59 PM

0 Komentar: